Ajaran Sesat Saksi Yehova/Yehuwa
Banyak anggota gereja di Indonesia yang bertanya: siapakah saksi Yehova
itu? Pertanyaan ini ada karena banyak orang Kristen di Indonesia yang
pernah berjumpa serta berdialog dengan mereka. Saksi Yehova dikenal
dengan kegiatan mereka yang sering menyebarkan doktrin-doktrin aliran
mereka itu.
Dilihat dari luar, Organisasi saksi Yehova sepertinya dapat diartikan sebagai salah satu aliran Kristen. Mereka membaca Alkitab dan menghormati Jesus Kristus.
Akan tetapi apabila diselidiki lebih lanjut, gerakan tersebut lebih tepat disebut sebagai suatu bidat dalam agama Kristen. Mereka tidak menerima Jesus sebagai penjelmaan Tuhan Allah, menolak paham Trinitas/Tritunggal, serta banyak lagi ajaran saksi Yehova yang secara umum ditolak oleh umat Kristen (termasuk umat Katolik).
Bidat saksi Yehova tidak bisa dianggap remeh. Diantara semua bidat yang berlatar belakang kristen di seluruh dunia, saksi Yehova inilah salah satunya yang paling cepat bertumbuh besar.
Apakah yang menyebabkan saksi Yehova bertumbuh pesat? Ada beberapa sebabnya.
1. Saksi Yehova tidak membedakan antara kaum pendeta dengan kaum awam. Tiap anggota dilatih menjadi penyebar ajaran mereka.
2. Saksi Yehova mengaku sebagai pelajar Firman Allah. Maka itu, banyak orang berlatar belakang kristen (juga yang berlatar belakang agama lain) tertarik untuk mempelajari kitab suci.
3. Ada beberapa ajaran saksi Yehova yang menarik perhatian orang. Misalnya saksi Yehova menolak ke-Ilahian Jesus, menolak paham Trinitas/Tritunggal. Orang yang berlatar belakang Islam, atau orang yang menganggap paham Trinitas terlalu rumit untuk diterima, mungkin akan menyambut baik ajaran saksi Yehova .
4. Penganut saksi Yehova diberikan indoktrinasi, atau suatu rentetan pengajaran dan pelatihan, yang cukup meyakinkan. Sehingga mereka menjadi pribadi-pribadi yang kuat akan keyakinannya itu.
Oleh karena itu, ada sebagian orang kristen yang menolak untuk bersaksi kepada saksi Yehovah. Bahkan ada dikalangan penginjil dan pendeta yang menolak untuk menginjili mereka. Sayangnya, justru sikap demikian yang membantu pertumbuhan bidat yang menyesatkan ini.
Ingat: Tiap penganut saksi Yehova--- sama seperti manusia lainnya, adalah manusia yang berharga di hadapan Allah! Sangat berharganya sehingga Jesus Kristus mati untuk mereka! Kita orang kristen juga punya kewajiban untuk bersaksi kepada mereka.
Kadang-kadang ada saksi Yehova yang seolah-olah menyombongkan diri, karena ada tokoh-tokoh Kristen yang menolak bercakap-cakap dengan mereka. Saksi Yehova menganggap bahwa mereka sedang dianiaya oleh dunia ini, ketika orang Kristen menjauhi mereka.
Kita sebagai orang kristen:
Dilihat dari luar, Organisasi saksi Yehova sepertinya dapat diartikan sebagai salah satu aliran Kristen. Mereka membaca Alkitab dan menghormati Jesus Kristus.
Akan tetapi apabila diselidiki lebih lanjut, gerakan tersebut lebih tepat disebut sebagai suatu bidat dalam agama Kristen. Mereka tidak menerima Jesus sebagai penjelmaan Tuhan Allah, menolak paham Trinitas/Tritunggal, serta banyak lagi ajaran saksi Yehova yang secara umum ditolak oleh umat Kristen (termasuk umat Katolik).
Bidat saksi Yehova tidak bisa dianggap remeh. Diantara semua bidat yang berlatar belakang kristen di seluruh dunia, saksi Yehova inilah salah satunya yang paling cepat bertumbuh besar.
Apakah yang menyebabkan saksi Yehova bertumbuh pesat? Ada beberapa sebabnya.
1. Saksi Yehova tidak membedakan antara kaum pendeta dengan kaum awam. Tiap anggota dilatih menjadi penyebar ajaran mereka.
2. Saksi Yehova mengaku sebagai pelajar Firman Allah. Maka itu, banyak orang berlatar belakang kristen (juga yang berlatar belakang agama lain) tertarik untuk mempelajari kitab suci.
3. Ada beberapa ajaran saksi Yehova yang menarik perhatian orang. Misalnya saksi Yehova menolak ke-Ilahian Jesus, menolak paham Trinitas/Tritunggal. Orang yang berlatar belakang Islam, atau orang yang menganggap paham Trinitas terlalu rumit untuk diterima, mungkin akan menyambut baik ajaran saksi Yehova .
4. Penganut saksi Yehova diberikan indoktrinasi, atau suatu rentetan pengajaran dan pelatihan, yang cukup meyakinkan. Sehingga mereka menjadi pribadi-pribadi yang kuat akan keyakinannya itu.
Oleh karena itu, ada sebagian orang kristen yang menolak untuk bersaksi kepada saksi Yehovah. Bahkan ada dikalangan penginjil dan pendeta yang menolak untuk menginjili mereka. Sayangnya, justru sikap demikian yang membantu pertumbuhan bidat yang menyesatkan ini.
Ingat: Tiap penganut saksi Yehova--- sama seperti manusia lainnya, adalah manusia yang berharga di hadapan Allah! Sangat berharganya sehingga Jesus Kristus mati untuk mereka! Kita orang kristen juga punya kewajiban untuk bersaksi kepada mereka.
Kadang-kadang ada saksi Yehova yang seolah-olah menyombongkan diri, karena ada tokoh-tokoh Kristen yang menolak bercakap-cakap dengan mereka. Saksi Yehova menganggap bahwa mereka sedang dianiaya oleh dunia ini, ketika orang Kristen menjauhi mereka.
Kita sebagai orang kristen:
- Tiap orang kristen--- tidak hanya pendeta, diberikan Amanat Agung Tuhan Jesus: "Kamu akan menjadi saksi-Ku" (Kis 1:8)
- Mari kita meningkatkan usaha kita dalam belajar dan mengajar Firman Tuhan. Jangan sampai penganut bidat justru yang lebih giat daripada kita, orang kristen.
- Mari kita mempelajari soal-soal doktrin, dan tidak menganggap hal itu hanya urusan para Theolog saja. Jika kita rajin belajar, maka kita akan menemukan bahwa doktrin-doktrin saksi Yehova sesungguhnya tidak lebih sederhana dan tidak lebih mudah diterima, daripada ajaran-ajaran kristen umumnya.
- Mari kita mempersiapkan diri sebaik mungkin. Sehingga kita memiliki iman yang teguh dan memiliki pengetahuan tentang Firman Tuhan yang baik. Sehingga kita dapat menjadi saksi Kristus.
Berikut ini adalah 4 ayat yang sering dipakai oleh Saksi Yehova untuk menyerang keilahian Yesus dan
disertai tanggapan kaum Fundamental. Memang masih ada ayat-ayat lain
yang mereka pakai, tetapi tempat hanya mengijinkan empat pembahasan.
Ayat-ayat yang serupa dapat dijawab dengan metode yang sama.
I. Lukas 18:19 “Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.”
Kelompok Saksi Yehova
senang sekali menggunakan ayat ini untuk mengklaim bahwa Yesus sendiri
tidak menganggap diriNya Allah. Nah, di sini kita melihat inkonsistensi
dari para Saksi. Bagaimana kalau kita menunjukkan kepada mereka
ayat-ayat lain yang menjelaskan bahwa Yesus adalah Allah? Ambil contoh I
Yohanes 5:20. Di dalam ayat itu jelas-jelas dikatakan bahwa Yesus adalah Allah yang benar. Seharusnya satu ayat ini saja sudah cukup untuk menyelesaikan perdebatan. Tetapi
tidak demikian adanya karena kebutaan rohani. Para SY (Saksi Yehova)
tetap bersikukuh bahwa setiap kali Yesus disebut Allah dalam Alkitab,
yang dimaksud bukanlah Allah yang benar, tetapi “seorang allah.” Jadi
menurut kaum SY, Yesus adalah allah, tetapi bukan Allah.
Tetapi, ketika menghadapi
Lukas 18:19, mereka segera berseru, “Aha! Yesus mengaku bahwa ia bukan
Allah yang benar.” Lihat betapa piciknya! Jika ada ayat yang menyatakan
Yesus itu Allah, mereka mengatakan bahwa “Allah” yang dimaksud bukanlah
Allah yang benar. Tetapi, ketika menghadapi ayat tersebut di atas,
mereka mengklaim bahwa yang dimaksud disini adalah Allah yang benar.
Dengan standar ganda seperti ini, manusia dapat menciptakan doktrin apa
saja yang ia kehendaki, dan berpura-pura bahwa Alkitab mendukungnya.
Tetapi, benarkah bahwa
dalam Lukas 18:19 Yesus mengaku bukan Allah? Sebenarnya tidak demikian.
Para Saksi Yehova sengaja tidak menjelaskan maksud dari perkataan Yesus
yang sesungguhnya sesuai dengan konteks. Pada waktu itu Yesus
didatangi oleh seorang muda yang kaya raya. Orang kaya ini ingin mencari
pembenaran dari Yesus, dan bertanya tentang jalan ke surga pada Yesus.
Jelas orang kaya ini adalah seorang yang tidak percaya, karena Yesus
menyayangkan pada akhir percakapan bahwa uang yang banyak yang dimiliki
oleh anak muda itu telah menghalangi dia masuk kerajaan surga. Nah, jadi
ada seorang yang belum percaya mendatangi Yesus, dan menyapaNya, “Guru
yang baik.” Yesus, alih-alih menyatakan diri bukan Allah, justru pada
kesempatan itu ingin mengetes anak muda tersebut. "Mengapa
kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah
saja.” Maksud Yesus, jika engkau tidak percaya Aku Allah, mengapa
menyebut Aku baik? Di sini, justru Yesus mengharapkan orang muda
tersebut tersentak dan mengakui bahwa Yesus memang pantas disebut baik,
karena Ia adalah Allah. Jadi, kita lihat, perikop ini justru mendukung
keilahian Yesus. Yesus selalu sadar bahwa Ia memang Allah. Berulang kali
Ia menunjukkannya, seperti pada saat ia mengatakan bahwa “Aku dan Bapa
adalah satu,” saat Ia memberi pengampunan dosa, dll. Kaum SY juga suatu
hari akan mengaku bahwa Yesus adalah Allah, karena suatu hari semua
lidah akan mengaku dan semua lutut akan bertelut.
II. Yohanes 14:28 “sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.”
Ayat ini berpotensi
menimbulkan kekacauan jika tidak disertai dengan pengertian akan
Allah dalam Alkitab adalah
Allah yang satu sekaligus tiga. Allah yang terdiri dari tiga pribadi,
Bapa, Putra dan Roh Kudus, yang adalah pribadi yang berbeda, tetapi satu
adanya. Apakah ini sulit untuk dimengerti? Mungkin. Tetapi, Allah tidak
perlu memenuhi tuntutan intelektual manusia, dan justru Allah tidak
mungkin dimengerti sepenuhnya oleh manusia. Sama seperti manusia tidak
dapat menjelaskan kelahiran perawan, kebangkitan dari dunia orang mati,
lima roti memberi makan lima ribu orang, dsb, maka manusia tidak perlu
menuntut bahwa pribadi Allah dapat ia mengerti seratus persen. Toh
banyak hal dalam alam yang tidak dimengerti, tetapi diterima sebagai
kebenaran. Contoh yang sangat mirip adalah cahaya. Belakangan, para
ilmuwan menemukan bahwa cahaya memiliki tiga sifat, yaitu sifat
partikel, sifat gelombang dan sifat quantum. Sebenarnya, ketiga sifat
ini eksklusif satu dengan yang lainnya, tetapi herannya ketiganya satu
di dalam cahaya. Tentu ini bukanlah analogi yang sempurna untuk Allah,
tetapi dapat menunjukkan bahwa manusia memang tidak mengerti segala
sesuatu, dan tidak perlu meragukan apa yang sudah jelas di dalam
Alkitab.
Berkaitan dengan Allah
Tritunggal, mereka adalah pribadi yang berbeda tetapi satu. Dalam
rencana penyelamatan, telah ditentukan bahwa Allah Anak akan merendahkan
diriNya (Fil. 2:6-7 kenosis dalam bahasa Yunani; Ibrani 2:68) dan
mengambil rupa manusia. Pada saat Allah Putra berada dalam rupa manusia,
Ia berada dalam posisi yang lebih rendah daripada Allah Bapa. Hal ini
bukan karena Ia memang lebih rendah (Fil. 2:6-7 menjelaskan bahwa Ia
pada awalnya setara dengan Bapa), tetapi karena Ia sengaja merendahkan
diri. Tetapi, pada hakekatnya Ia tetaplah satu esensi dengan Bapa, oleh
sebab itu Ia mengatakan di tempat lain bahwa Ia dan Bapa adalah satu
(Yoh. 10:30).
Dengan
menggabung-gabungkan beberapa ayat Alkitab, kita telah mendapatkan
penjelasan yang sangat logis, alkitabiah, dan cocok untuk permasalahan
yang ditimbulkan oleh kaum SY atas Yohanes 14:28. Yesus sedang berbicara
dalam kemanusiaanNya. KemanusiaanNya penting untuk menyelamatkan
manusia, tetapi keilahianNya tidak kalah penting. Dan barang siapa
hendak beroleh selamat, harus percaya pada Yesus yang adalah Allah
menjelma menjadi manusia, termasuk kaum SY.
III. Wahyu 3:14 “Dan
tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin,
Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah”
Dengan mengesampingkan
berbagai ayat yang mendukung keilahian Yesus, SY justru sangat ahli
dalam mencari dan memakai ayat-ayat yang “seolah-olah” menyatakan bahwa
Yesus bukan Allah. Salah satu yang suka mereka pakai adalah ayat ini,
yang mereka klaim membuktikan bahwa Yesus adalah salah satu ciptaan
Allah, dan bukan Allah itu sendiri. Benarkah demikian?
Jika kita sekilas saja
membaca kitab Wahyu, maka kita akan mendapatkan gambaran tentang Yesus
yang jauh berbeda dari apa yang para SY ingin kita percayai. Bahkan
dalam pasal 1 ayat 8, Yesus berkata bahwa Ia adalah “Alfa dan Omega ...yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, yang Mahakuasa.”
Kalimat ini adalah klaim akan pre-eksistensi, bahwa Yesus tidak pernah
diciptakan dan telah eksis sejak kekekalan lampau bersama Allah Bapa.
Doktrin serupa kita temui di berbagai bagian lain Alkitab (misal Yoh.
1:1). Dalam Wahyu 2:8, hal yang sama kembali diserukan. Rasul Yohanes
tentu tidak akan mengatakan bahwa Yesus diciptakan dalam 3:14, ketika
diseluruh kitab Wahyu lainnya Yesus digambarkan sebagai ilahi.
Kunci untuk mengerti ayat ini adalah kesadaran bahwa kata “permulaan” tidak harus berarti sebagai bagian dari. Kata “permulaan” ini berasal dari bahasa Yunani arkhe. Studi kata ini menunjukkan bahwa arkhe dapat memiliki pengertian sebagai agen yang memulai, atau dalam bahasa Inggrisnya originator.
Dalam pengertian yang demikian, Wahyu 3:14 konsisten dengan seluruh
bagian Alkitab lainnya dalam menegaskan bahwa Yesus adalah pencipta
langit dan bumi, permulaan dari ciptaan Allah, yaitu oknum yang memulai
penciptaan, yang menyokongnya hari ini, dan yang akan menghancurkannya
satu hari nanti.
IV. Amsal 8:22 “TUHAN
telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai
perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala.”
Masih dalam topik cipta
mencipta, orang-orang yang tidak mengakui keilahian Yesus, mulai dari
Arian pada abad-abad awal, hingga SY pada hari ini, sering memakai Amsal
pasal 8 untuk “membuktikan” bahwa Yesus diciptakan. Sebenarnya Amsal
pasal 8 sama sekali tidak menyinggung nama Yesus, tetapi berbicara
mengenai hikmat. Kaum SY mengklaim bahwa Hikmat di sini adalah Yesus.
Dengan cara demikian, mereka mengatakan bahwa Yesus diciptakan.
Pengamatan yang lebih
cermat terhadap perikop ini, disertai dengan pengetahuan akan bahasa
Ibrani yang cukup, menyingkapkan bahwa kebenarannya tidaklah demikian.
Pertama-tama, dalam
sastra, gaya bahasa personifikasi sering sekali dipakai. Angin dapat
berbicara, pohon melambai-lambai, bulan tersenyum, dan lain sebagainya
adalah bentuk personifikasi dari hal-hal yang sebenarnya bukanlah
pribadi. Demikian juga, Amsal pasal 8 menerapkan gaya bahasa
personifikasi. Hikmat tentulah bukan pribadi, tetapi dipersonifikasikan
sedemikan rupa. Inti pengajaran pasal 8 adalah pentingnya hikmat.
Apakah Hikmat itu adalah
Yesus? Para penulis Alkitab memberikan kepastian bahwa Yesus memang
memiliki kegenapan hikmat (Ibr. 1:3; dsb). Dan, karena Yesus memiliki
segala hikmat, maka banyak hal dalam Amsal pasal 8 dapat dikatakan benar
bagi Yesus. Tetapi, sama sekali tidak ada keharusan untuk menggantikan
setiap kata “hikmat” dalam pasal ini dengan Yesus. Hikmat pada dasarnya
adalah suatu sifat, bahkan salah satu sifat dasar Allah, sebagaimana
yang ingin dijelaskan dalam pasal ini juga. Sedangkan Yesus adalah
pribadi, sehingga tidaklah mungkin untuk membuktikan penciptaan Yesus
melalui perikop ini.
Hal kedua yang perlu
diperhatikan adalah kata “menciptakan” di ayat 22 yang menjadi sorotan
kita. Kata ini berasal dari bahasa Ibraniqanah. Kata ini memiliki dua arti, yaitu “menciptakan” dan “memiliki.”
Hampir semua Alkitab terjemahan lama memakai kata “memiliki” di sini.
Mengapa? Karena hikmat tidak mungkin diciptakan. Hikmat adalah sifat
Allah, sama seperti kasih, suci dan adil. Apakah Allah menciptakan
kasih? Tentu tidak. Siapapun yang menggunakan ayat-ayat ini untuik
mengklaim bahwa “hikmat” diciptakan, berarti mengklaim pula bahwa pada
mulanya Allah tidak berhikmat sehingga Ia menciptakan hikmat, agar Ia
menjadi pintar. Hal ini bukan saja suatu penghujatan besar, tetapi juga
adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Agak kurang hikmat?***
***dr. Steven E. Liauw, M.Div., D.R.ESumber: Berbagai Situs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar