Jawaban Nasa Tentang Isu Kiamat 2012
Isu kiamat akan terjadi pada tahun 2012 menguak seiring munculnya film besutan Hollywood berjudul '2012' yang mulai hari ini, Jumat 13 November 2009, dilempar ke bioskop-bioskop.
Film tersebut dilatarbelakangi dugaan bahwa pada 21 Desember 2012, sesuai batas akhir penanggalan Bangsa Maya, akan terjadi kiamat.
Lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA) pun angkat bicara menanggapi isu menggemparkan soal kiamat.
Menurut NASA, isu 2012 kiamat seperti mengulang isu yang sama pada tahun 2000 atau Y2K. Sama halnya dengan ramalan tak terbukti di tahun 2000, tak akan ada yang terjadi pada 2012.
Berikut jawaban ilmuwan NASA terhadap pertanyaan-pertanyaan seputar fenomena 2012:
T: Adakah ancaman terhadap bumi di tahun 2012? Banyak informasi di internet mengatakan kiamat akan terjadi pada Desember 2012?
J: Tidak akan ada hal buruk yang terjadi pada Bumi pada 2012. Planet Bumi sudah bertahan selama 4 miliar tahun. Para ilmuwan terpercaya mengetahui bahwa tak ada ancaman untuk bumi yang terkait '2012'
T: Bagaimana asal-usul ramalan kiamat akan terjadi pada 2012?
J: Isu kiamat berawal dari perkiraan ada sebuah planet bernama Nibiru, temuan Bangsa Sumeria, yang posisinya berhadap-hadapan dengan bumi. Bencana dahsyat sebenarnya diramalkan terjadi pada 2003, namun tak ada apa-apa yang terjadi sesuai ramalan.
Lalu, saat bencana dahsyat menurut ramalan bergeser ke Desember 2012. Dua ramalan itu terkait dengan satu putaran kalender milik Bangsa Maya dan adanya badai matahari (winter soltice) di tahun 2012. Dua hal itu yang melatarbelakangi adanya isu kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012.
T: Apakah kalender milik Bangsa Maya berakhir pada 2012?
J: Yah, sama halnya dengan kalender yang Anda pasang di dapur, waktu kan tak akan berhenti sampai tanggal 31 Desember.
Kalender Maya, sama, tidak berarti waktu berhenti pada 21 Desember 2012. Memang, tanggal itu adalah akhir dari periode panjang kalender Maya. Tapi seperti halnya kalender Masehi yang dimulai tiap 1 Januari. Periode kalender Maya juga akan dimulai lagi.
T: Benarkah ada planet bernama Nibiru atau Planet X atau Planet Eris yang kemudian akan mendekat ke bumi dan mengakibatkan kehancuran?
J: Nibiru atau cerita lain soal planet liar adalah cerita bohong (hoax). Tidak ada dasar ilmiah dan faktual yang jadi dasar klaim tersebut. Jika Nibiru atau planet X itu nyata dan berhadap-hadapan dengan bumi pada 2012, para astronom seharusnya bisa melacak itu sejak lama.
Planet itu seharusnya juga bisa kita lihat sekarang dengan mata telanjang. Kenyataannya, tidak.
Planet Eris memang nyata, tapi itu adalah planet kerdil, sekecil Pluto yang masih berada di luar sistem tata surya kita. Perkiraan jarak terdekat planet itu dengan bumi adalah 4 miliar mil.
Badai Matahari Bukan Kiamat
Aktivitas di jejaring sosial twitter ramai oleh peringatan akan dampak badai Matahari pada kemusnahan makhluk hidup Bumi. Badai Matahari dituding sebagai salah satu penguat terjadinya kiamat 2012.
@Lukuk_Wae misalnya, mengatakan, "Kiamat 2012 diawali dengan badai Matahari. Benarkah?
Kepala Observatorium Bosscha Hakim L Malasan saat dihubungi, Selasa (3/1/2012), mengatakan bahwa fenomena badai Matahari hendaknya tidak dikaitkan dengan kiamat, sebab keduanya tak berhubungan sama sekali.
"Badai Matahari berpotensi mengganggu komunikasi dan berdampak pada satelit. Tapi, badai Matahari sama sekali tak mengakibatkan kemusnahan. Jadi, badai Matahari akan mengakibatkan kiamat itu tidak benar," jelas Hakim.
Hakim memaparkan bahwa peningkatan aktivitas Matahari yang memacu kejadian badai Matahari sudah berlangsung sejak Matahari ada miliaran tahun lalu. Nyatanya, walaupun aktivitas Matahari meningkat dan memicu badai Matahari, kiamat tidak terjadi.
Terkait kemusnahan kehidupan akibat Matahari, astrofisikawan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, mengatakan bahwa mungkin hal tersebut baru terjadi sekitar 5 miliar tahun lagi.
"Umur bintang seperti Matahari diperkirakan 10 miliar tahun. Sekarang Matahari sudah sekitar 4,5 miliar tahun. Jadi masih 5 miliar tahun lagi. Nanti Matahari akan menjadi bintang raksasa merah dan menelan planet terdekat, Merkurius, Venus, dan mungkin Bumi. Saat itu kehidupan di Bumi sudah tidak ada," jelas Thomas.
Menurut Hakim, saat ini yang harus diwaspadai adalah dampak badai Matahari pada komunikasi, perbankan, dan satelit. Bosscha sudah melakukan pemantauan aktivitas Matahari, namun kewajiban proteksi terhadap dampaknya bergantung pada respons pemerintah.
"Saya tidak tahu apakah satelit kita seperti Palapa itu sudah diproteksi terhadap dampak badai Matahari. Ini yang perlu jadi perhatian, " kata Hakim. Dampak lain yang harus diantisipasi adalah jika terjadi induksi magnetik yang bisa merusak listrik.
Referensi:
Media kristen
Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar